Seorang pengacara yang diketahui merupakan seorang atheis (keyakinan yang menolak keberadaan Tuhan) membuat kontroversi dan heboh di YouTube dengan menjadikan lembaran halaman kitab suci umat Islam Al-Quran dan Kitab Suci Umat Kristen Injil sebagai pembungkus rokok (Lintingan) yang diisi rajangan rumput lalu di gulung dengan kertas dari halaman kitab suci tersebut lalu sulut api selayaknya para perokok.
Pria atheis yang bekerja menjadi pengacara dan staf di Queensland University of Technology tersebut bernama Alex Stewart seolah tidak mau ketinggalan dari pendeta Evangelis Amerika Terry Jones yang beberapa hari lalu menjadi sorotan dunia karena rencananya yang akan membakar Quran dihari peringatan serangan 11 September menara kembar WTC. Bedanya Alex tidak berkoar koar mengumumkan niatannya, melainkan langsung membuat video streaming selama 12 menit lalu di uploadkan ke YouTube, yaitu rangkaian dia mengejek para penganut agama dengan membakar lembar dari kedua kitab suci yang dijadikan sebagai rokok lintingan yang dibakar tersebut.
Steward sendiri merupakan anggota kelompok Atheis di Brisbane Australia, demikian dikutip ruanghati.com dari ABC. Reaksi keras langsung berdatangan baik dari perhimpunan umat Islam Australia dan Gereja Katolik Quensland serta beberapa organisasi kemasyarakatan setempat menangggapi ulah gila sang pengacara tersebut.
Salahsatu alasan dan motivasi Stewart melakukan hal gila yang dikecam banyak orang tersebut adalah untuk membuktikan bahwa membakar keduanya tidak akan berdampak apapun atas dirinya dan hal lain. Namanya juga atheis alias tidak percaya Tuhan, baginya kekuasaan Tuhan tidak untuk di imani.
Semoga saja penyakit-penyakit seperti ini tidak berkembang di negara kita yang asas negaranya saja berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena kita semua di Indonesia mengimani kekuasaan Tuhan walau berbeda-beda caranya sesuai keyakinan yang dianut.
Ternyata di negara yang dikatakan demokrasi (bebas) seperti Amerika dan Australia, kebebasan seringkali disalahgunakan untuk meresahkan kenyamanan hak orang lain. Jadi Kebebasan yang tak terbataspun sebenarnya tak ideal bukan.
sumber: ruanghati.com