Sabtu, 30 Oktober 2010

SFC Protes ke PT. Liga



– Manajemen Sriwijaya Football Club melayangkan surat protes ke PT Liga Indonesia atas intimidasi terhadap timnya pada pertandingan Liga Super Indonesia melawan Persatuan Sepak Bola Pekan Baru dan Sekitarnya di Pekan Baru, Sabtu (30/10) sore.


“Manajemen SFC melayangkan protes ke PT Liga Indonesia secara tertulis hari itu juga, atas intimidasi yang terjadi selama pertandingan dan seusai pertandingan oleh penonton dan suporter PSPS,” kata Presiden SFC H Dodi Reza Alex yang dihubungi dari Palembang, Minggu.


Menurut dia, PT Liga Indonesia harus bertindak tegas terhadap panitia lokal pertandingan dan memberikan sanksi dan denda kepada PSPS.


“Ini tidak fair, para pemain bertanding tidak nyaman, begitu juga saat pulang ke hotel, karena diintimidasi dengan pelemparan batu oleh penonton. Kami harap PT Liga bertindak tegas atas kejadian ini,” kata putra sulung Gubernur Sumsel itu.


Kekalahan PSPS atas SFC dengan skor 1-0 dihadapan publik sendiri ternyata berujung rusuh.


Informasi dari asisten manajer Jamaludin, sepanjang babak kedua, ratusan botol air minum kemasan dan pecahan botol minuman suplemen menghujani lapangan hijau.


Kepala Kapten Tim SFC Keith Kayamba Gumbs dan asisten wasit I Dadang Sutisna, menjadi korban dari ulah buruk penonton pertandingan.


Menurut dia, amukan penonton ini berawal, ketika wasit Ahmad Suparman, menganulir gol Putut Waringin Jati pada menit 72. Tapi, puncaknya, baru terjadi ketika pertandingan memasuki menit 85.


Emosi pendukung PSPS sudah tak terbendung lagi dengan masuk lapangan setelah berhasil merobohkan pagar pembatas. Pertandingan pun terpaksa dihentikan sementara, meski pemain tetap berada dalam lapangan.


Teror yang ditunjukkan ratusan pendukung setia PSPS itu tidak sampai disitu. Sesaat setelah wasit Ahmad Suparman meniup peluit panjang tanda babak kedua usai, ratusan penonton langsung melempari bangku cadangan SFC.


Tidak lama berselang, tiba-tiba lampu stadion padam, praktis suasana di kamar ganti semakin mencekam.


Petugas kepolisian yang mengawal pihak SFC, harus mencegah siapapun yang masuk ke ruang kamar ganti, termasuk pada wartawan yang ingin mewawancarai Kolev (pelatih SFC-red).


Kemudian, penonton PSPS melempari bus yang mengangkut seluruh pemain SFC di sepanjang jalan kawasan Rumbai, meski sudah mendapat pengawalan polisi.


Penonton sambil berlari mengejar bus dengan membawa batu-batu besar yang siap dilempar. Seluruh pemain dan official yang berada di dalam bus, terpaksa tidak duduk dan memilih menunduk di tengah-tengah antara kursi dalam bus. Akibatnya, lebih dari empat bagian kaca bus yang membawa SFC pecah.


Barulah, setelah bus masuk jalan kota menuju hotel, aksi pelemparan itu berhenti. [ant]



Sumber: Arenaku.com






Blog Archive