Jayapura (ANTARA News) – Setelah Terjadi bentrokan baku tembak antara Tentara Nasional Indonesia dan Polisi di depot Pertamina kota Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, warga mengungsi mengamankan diri hingga kini.
“Sampai sekarang masyarakat masih tinggal di luar rumah. Mereka takut perkelahian antara polisi dan TNI kembali terjadi,” ujar Lee Marani, warga Serui kapada ANTARA di Jayapura, Selasa.
Marani menjelaskan, peristiwa ini bermula dari antrian Bahan Bakar Minyak (BBM) di depot Pertamina yang menjadi satu-satunya depot yang ada. Tiba-tiba seorang Polisi masuk melalui pintu keluar depot untuk pengisian bensin. Hal ini menimbulkan kemarahan seorang anggota TNI yang sedang berdiri di luar depot. Kemudian terjadi adu mulut.
Polisi mengancam akan kembali dengan teman-teman yang lebih banyak, Selang beberapa menit kemudian datanglah sekawanan Polisi dan mulai melepas tembakan untuk mencari anggota TNI tersebut yang diduga sedang miras di toko depan depot. Namun untunglah Kapolres datang dan bisa menenangkan situasi.
Peristiwa ini terjadi pada Minggu (14/11) siang. Kejadian berbuntut terjadi baku tembak antara TNI dan Polisi di wilayah itu. Penembakan beruntun tersebut mengakibatkan beberapa warga mengungsi untuk sementara waktu karena takut menjadi korban peluru nyasar. Situasi saat ini sudah aman dan terkendali. Namun menurut warga hal ini bisa saja terjadi kembali karena ulah anggota baik dari TNI maupun Polisi yang karena wewenangnya merasa bisa mendapatkan hak istimewa khusus dalam antrian bensin.
Keterlibatan TNI dan kepolisian dalam penyedotan bensin selam ini berdampak buruk yakni sering terjadi kelangkaan bensin. Hingga berita ini diturunkan warga masih berada di pengungsian. Pihak berwenang juga belum memberikan komentar seputar peristiwa tersebut. (ANT-186/K004)
Source: AntaraNews.com – Peristiwa