Mengapa Perempuan Pasrah Soal Seks?
INILAH.COM, Jakarta- Saat perempuan tidak mampu menikmati seks, hal itu menjadi kendala suatu hubungan. Namun, sayangnya sebagian besar perempuan tidak mempermasalahkan itu.
Berdasarkan studi terbaru, bagi banyak perempuan, kurangnya hasrat seksual atau kebahagiaan saat seks tidak terlalu penting untuk dipermasalahkan.
Satu dari tiga perempuan hingga setengah jumlah perempuan mengakui adanya masalah fungsi seksual. Namun, hanya 10% yang khawatir atas masalah itu.
Masalah seksual menjadi hal biasa baik di perempuan atau pria. Studi tahun 1999 soal disfungsi seksual di AS yang diterbitkan di Journal of the American Medical Association menemukan bahwa 43% perempuan dan 31% pria melaporkan masalah seksual. Meskipun pada dasarnya masalah keduanya berbeda, ujar psikolog di Case Western Reserve Universitu School of Medicein Sheryl Kingsberg di Ohio.
“Bagi perempuan, masalah terbesar adalah hasrat sedangkan pria memiliki masalah dengan prosesnya seperti ejakulasi prematur pada pria muda dan disfungsi ereksi pada pria berumur,” kata Kingsberg.
Masalah disfungsi dan ketidaknyamanan seringkali tidak beriringan, ujar Leonard Derogatis, direktur Center for Sexual Medicine di Sheppard Pratt Health System.
Ini disebabkan rata-rata hasrat seksual perempuan lebih kontekstual dibandingkan pria.
“Wanita mungkin melakukan hubungan seksual dengan puluhan alasan berbeda, namun hanya satu yang berkaitan dengan perasaan nyaman dan kepuasan,” ujar Derogatis.
“Ini terkait keintiman, perasaan kepuasan dari perempuan atau istri. Mereka ingin pasangan bahagia dan seterusnya.”
Konteks tersebut dipelajari dalam studi pada 200 pasangan heteroseksual soal kualitas hubungan dan kepuasan seks. Studi ini dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine.
Para peneliti memprediksi bahwa suatu hubungan menjadi intim ditandai dengan adanya kepercayaan dan keterbukaan, termasuk soal masalah seksual.
Pada titik tertentu, perempuan yang cemas dengan keterikatan mereka pada pasangan menemukan bahwa keintiman yang lembut dapat menekan masalah disfungsi seksual.
Di sisi lain, wanita yang merasa aman dengan hubungan mereka merasa tidak mendapat dampak apapun dari bentuk keintiman tambahan.
Mungkin, perempuan yang cemas dengan hubungan mereka merasa lega saat intim sehingga mengabaikan masalah di tempat tidur.
Para wanita yang merasa sangat aman dalam hubungan, di lain pihak, akan memprioritaskan hubungan seks lebih tinggi dari tindakan intim lainnya.[ito]
Sayap Equipment by Persona